Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
EksisPTC

Selasa, 31 Agustus 2010

Kumpulan Badai Ganas Karya Jim Reed Sang Pemburu Badai

Jim Reed, fotografer legendaris, sudah berhasil mendokumentasikan
puluhan badai dan bencana alam lainnya. Paling merasa ngeri ketika
mendengar suara seperti piton saat Badai Katrina.


Akhir Juli 2009, Jim Reed kembali mempromosikan buku yang kali pertama
diterbitkannya pada 2007. Yakni, Storm Chaser: A Photographer's
Journey. Dalam kesempatan itu, dia tidak sungkan menyebut dirinya
storm chaser alias pemburu badai.


Selama sekitar 20 tahun menantang maut, berada sedekat-dekatnya dengan
badai untuk menangkap gambar terbaik, Reed menolak dikategorikan dalam
kelompok pemburu badai.

Reed yang kelahiran Kota Albany, Negara Bagian Georgia, Amerika
Serikat (AS) itu mengatakan bahwa dulu dirinya menghindari konotasi
berlebihan yang menyertai kata pemburu badai. Karena itu, selama
beberapa waktu, memilih disebut fotografer cuaca ekstrem.

Tapi, belakangan, dia memaklumi penggunaan kata yang menjadi populer
seiring dirilisnya film Twister dan serial tentang badai di Discovery
Channel. Jadilah, dia menyelipkan kata storm chaser pada judul buku
larisnya tersebut.

Menurut Reed yang tertarik pada cuaca ekstrem sejak anak-anak itu,
dirinya menolak disebut sebagai pemburu badai karena tak mau disamakan
dengan banyak pemburu badai yang belakangan muncul.

Yakni, melalui tur-tur ekstrem yang mereka ikuti. "Mereka melakukannya
untuk kesenangan dan demi petualangan. Mereka mengambil gambar, bukan
menciptakannya," kata sarjana seni lulusan University of Southern
California tersebut seperti dilansir welovedc.com.

Reed menyatakan sama sekali tidak mengejar apa pun. "Yang saya lakukan
adalah persiapan, evaluasi, tebakan kedua, dan prediksi." Dia
menuturkan, sebagai profesional, dirinya hanya berada di zona bahaya
selama alarm peringatan belum dibunyikan.

Tapi, biasanya, dia menempatkan diri pada zona paling berbahaya yang
oleh pihak berwenang harus dikosongkan. Dengan demikian, dia
benar-benar bisa berhadapan langsung dengan badai yang dinanti.

Nyali Reed telah mengantarkannya pada jenjang penghormatan tertinggi
fotografer. Tidak ada seorang fotografer pun di seluruh Amerika
Serikat, bahkan dunia, yang layak menyandang status fotografer cuaca
seperti dia.

Sejauh ini, pria berkacamata tersebut sudah berhasil mendokumentasikan
17 badai. Termasuk, Badai Charley yang menyapu Jamaika pada tahun 2004
dan Badai Katrina yang menghancurkan New Orleans pada 2005. Juga,
ratusan tornado, angin ribut, petir, serta peristiwa alam yang tidak
biasa lainnya.

Sampai sekarang, hasil jepretan kamera Reed tentang fenomena alam
masih mendominasi media-media besar AS. Di antaranya, The New York
Times, Time, Reader's Digest, National Geographic, U.S. News and World
Report, Discovery Channel, dan Nikon. Seburuk apa pun gejala alam yang
menyertai kelahiran badai, Reed selalu bisa mengabadikannya secara
apik. Gambarnya jelas, menarik, dan bermakna.

"Yang paling membuat saya tidak tahan adalah suaranya. Anda mendengar
orang minta tolong, binatang berteriak-teriak. Salah satu suara paling
mengerikan yang terdengar saat Katrina adalah suara desis ular seperti
piton.

Langsung tebersit di benak saya, Apakah benar ada ular? Suara apa
ini?' Belakangan, kami sadar bahwa itu suara pipa-pipa gas yang
bocor," kenangnya.


0 komentar:

Posting Komentar