Israel
sudah berdiri di Palestina selama kurang lebih 60 tahun. Jumlah yang
sangat lama. Mereka menjajah Palestina dan hanya menyisakan Gaza saja
yang belum futuh mereka taklukan. Di Gaza, ada sebuah tembok besar yang
tak pernah berhasil diruntuhkan oleh Israel: Hamas. Bagaimanakah Israel
berdiri?
Gerakan
antisemit di seluruh dunia melahirkan reaksi balik berupa gerakan
Zionisme sedunia, yang digagas oleh Dr. Theodore Herzl (1896), seorang
Yahudi Hongaria di Paris. Menurut Herzl, satu-satunya obat mujarab untuk
menanggulangi antisemitisme adalah adalah dengan menciptakan suatu
tanah air bagi bangsa Yahudi.
Melalui
pamfletnya yang berjudul “Der Yuden Staat,” Herzl mulai
mempropagandakan cita-citanya tersebut. Awalnya Herzl belum menegaskan
di mana letak tanah air bangsa Yahudi akan dibangun. Mula-mula disebut
Argentina atau Palestina. Tetapi dalam kongres kaum Zionis pertama di
Basel, Swiss tahun 1897, mereka menetapkan Palestina sebagai pilihannya.
Alasan
pemilihan Palestina adalah latar belakang historis untuk mengembalikan
”Haikal Sulaiman” yang merupakan lambang puncak kejayaan Kerajaan Yahudi
di tanah Palestina (sekitar 975 – 935 SM). Maka, sejak 1930 eksodus
Yahudi dari Eropa ke Palestina meningkat tajam, terutama pada Era Nazi
Jerman (Perang Dunia II).Berdirinya Israel tidak lepas dari keruntuhan
khilafah. Khalifah Turki Utsmani Sultan Abdul Hamid sebagai penghalang
terbesar diturunkan sebagai Khalifah oleh gerakan Turki Muda.
Waktu
itu, tahun 1909, Sultan Abdul Hamid mengeluarkan pernyataan keras
kepada Yahudi: ”Seandainya kalian membayar dengan seluruh isi bumi ini,
saya tidak akan menerima tawaran itu. Tiga puluh tahun lebih saya
mengabdi kepada kaum Muslimin dan kepada Islam itu sendiri. Aku tidak
akan mencoreng lembaran sejarah Islam yang telah dirintis oleh nenek
moyangku, para Sultan dan Khalifah Uthmaniyah. Sekali lagi saya tidak
akan menerima tawaran kalian!” Tidak heran kalau kemudian Yahudi
berkonspirasi menghancurkan Sultan Abdul Hamid.
Pada
Perang Dunia I (1914-1918), Turki Utsmani bergabung dengan Poros
Central (Jerman, Austria-Hungaria) melawan Sekutu. Namun pada 1916,
Inggris dan Prancis berkongkalingkong untuk membagi wilayah Timur Tengah
dan terkenal dalam Perjanjian Sykes Picot. Dalam Deklarasi Balfor tahun
1917, Inggris mendukung pembentukan Negara Yahudi di tanah Palestina.
Berikut
adalah isi surat dari Arthur James Balfour yang berdiri di belakang
perjanjian laknat itu. ”Lord Rothschild yang terhormat, saya sangat
senang dalam menyampaikan kepada Anda, atas nama Pemerintahan Sri
Baginda, pernyataan simpati terhadap aspirasi Zionis Yahudi yang telah
diajukan kepada dan disetujui oleh Kabinet. Pemerintahan Sri Baginda
memandang positif pendirian di Palestina tanah air untuk orang Yahudi,
dan akan menggunakan usaha keras terbaik mereka untuk memudahkan
tercapainya tujuan ini, karena jelas dipahami bahwa tidak ada suatupun
yang boleh dilakukan yang dapat merugikan hak-hak penduduk dan keagamaan
dari komunitas-komunitas non-Yahudi yang ada di Palestina, ataupun
hak-hak dan status politis yang dimiliki orang Yahudi di negara-negara
lainnya . Saya sangat berterima kasih jika Anda dapat menyampaikan
deklarasi ini untuk diketahui oleh Federasi Zionis.”
Tahun
1918, Palestina jatuh. Jendral Allenby merebut Palestina dari Khilafah
Turki Utsmani. Setahun kemudian, secara resmi mandat atas Palestina
diberikan kepada Inggris oleh LBB. Pada tahun 1947, PBB dengan
sewenang-wenang membagi dua wilayah Palestina. 1948 menjadi tahun
bersejarah bagi Yahudi karena merupakan tahun deklarasi pembentukan
Israel. Tepat hari berakhirnya mandat dan penarikan pasukan Inggris dari
Palestina dideklarasikan Pendirian Negara Israel, 14 Mei 1948.
Ada
beberapa perang yang pantas diingat dalam sejarah berdarah Yahudi. Pada
1948 ada Perang Arab Israel I. Mesir, Jordania, dan Syria masing-masing
menduduki Gaza, Tepi Barat dan Dataran Tinggi Golan. Pada 1967 terjadi
Perang 6 Hari, Mesir, Jordani, Syiria menyerang Israel, tapi justru
kehilangan ketiga daerah hasil perang 1948 bahkan Gurun Sinai lepas dari
Mesir. Dan pada tahun 1973 terjadi Perang Yom Kippur, Mesir dan Syria
menyerang Israel. Diikuti embargo minyak kepada negara-negara Barat.
Tapi
pada tahun 1978 dalam Perjanjian Camp David, Mesir mendapatkan kembali
Gurun Sinai dengan syarat tidak lagi memerangi Israel. Gaza, Tepi Barat
dan Dataran Tinggi Golan tetap dalam kontrol Israel. Puncaknya pada
tahun 1992 dibuat Perjanjian Oslo. Pengakuan PLO atas eksistensi Israel
dan penunjukkan PLO sebagai otoritas resmi atas Jalur Gaza dan Tepi
Barat. Sejak saat itu Israel semakin berdiri kokoh di tanah jajahannya,
Palestina.
Berikut perbandingan wilayah Negara Israel (putih) sewaktu baru berdiri di Palestina (hijau) 1946 - 2000.
0 komentar:
Posting Komentar