Pertengahan abad ke-20, Jupiter pernah memiliki satelit yang berasal dari Komet 147P/Kushida-Muramatsu yang tertangkap dalam oleh Jupiter. Satelit sementara ini bertahan dalam orbit yang tidak beraturan selama 12 tahun.
Fenomena terjadinya satelit sementara ini memang sangat sedikit dengan durasi keberadaan yang juga cukup singkat. Salah satunya adalah Kushida-Muramatsu yang mengorbit Jupiter ada tahun 1949-1961, dan merupakan komet dengan durasi terpanjang ketiga untuk berada pada sebuah planet.
Sebuah tim internasional yang dipimpin Dr Katsuhito Ohtsuka membuat pemodelan jejak 18 “quasi-Hilda komet”, atau objek yang berpotensi untuk ditangkap Jupiter dan menjadi satelit sementara di planet raksasa tersebut. Setelah masa tinggalnya di Jupiter, komet-komet ini akan meninggalkan Jupiter atau malah bergabung dengan kelompok objek Hilda di sabuk asteroid. Sebagian besar kasus penangkapan sementara komet ini merupakan kejadian saat si komet melakukan terbang lintas dan tidak menyelesaikan orbit keseluruhannya.
Data hasil pengamatan selama 9 tahun untuk melacak Kushida-Muramatsu oleh tim Ohtsuka digunakan untuk menghitung ratusan kemungkinan jejak orbit si komet selama beberapa abad sebelumnya. Secara keseluruhan, Kushida-Muramatsu berhasil menyelesaikan 2 kali revolusi penuh Jupiter dan menempatkannya sebagai komet kelima yang diketahui sebagai benda yang terperangkap dalam orbit planet.
Asteroid dan komet sesekali bisa saja menyimpang atau terpecah sebagai akibat pasang surut yang ditimbulkan oleh medan gravitasi planet yang menangkap, atau malah akibat dari tabrakan dengan planet. Salah satu korban yang paling terkenal adalah komet D/1993 F2 (Shoemaker-Levy 9), yang hancur berkeping-keping saat lewat di dekat Jupiter. Pecahan Shoemaker-Levy 9 inilah yang menabrak Jupiter di tahun 1994. Hasil perhitungan komputer juga menunjukan kalau Shoemaker-Levy merupakan komet quasi-Hilda sebelum tertangkap Jupiter.
Tapi Jupiter bukanlah Bumi, Jupiter adalah planet paling masif dengan gravitasi yang sangat besar sehingga ia menjadi planet yang lebih siap untuk menghadapi objek yang bergerak mendekatinya dibanding planet-planet lain. Selain itu tabrakan-tabrakan besar juga akan lebih banyak terlihat di Jupiter dibanding Bumi. Nah, untuk komet Kushida-Muramatsu, nasibnya tak akan sesial Shoemaker-Levy 9. Ia telah berhasil lolos dari si planet raksasa dan di masa depan dipekrirakan tak akan mengalami nasib yang sama dari Shoemaker-Levy 9.
Masih ingat tabrakan yang dialami bulan Juli 2009 lalu? Tabrakan yang menimbulkan noktah gelap pada Jupiter itu tampaknya disebabkan oleh objek dari kelompok yang sama dengan Kushida-Muramatsu. Dalam kejadian tersebut objek yang menabrak tersebut tidak mengalami gangguan akibat pasang surut.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukan tabrakan-tabrakan seperti itu maupun terperangkapnya komet dalam orbit Jupiter akan lebih sering dialami. Tak hanya meneliti tentang Kushida-Muramatsu, tim ini juga berhasil mengkonfirmasi satelit Jupiter yang akan datang yakni, Comet 111P/Helin-Roman-Crockett, yang sudah mengorbit Jupiter 3 kali antara tahun 1967 dan 1985, sebagai bagian dari 6 putaran penuh yang harus dilakukan dan akan terjadi lagi pada tahun 2068 dan 2086.
Sumber : Langit Selatan
0 komentar:
Posting Komentar