Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
EksisPTC

Selasa, 02 November 2010

Ancaman Nyata dari Luar Angkasa

Ancaman nyata dari luar angkasa adalah serbuan bakteri yang telah
mengalami mutasi sehingga menjadi pembunuh ganas.Tahun ini, penelitian
ruang angkasa memasuki usianya yang ke 50. Banyak temuan baru dan
bidang keilmuan angkasa luar maju pesat. Bahkan dapat disebutkan jauh
lebih pesat ketimbang penelitian kebumian. Berbagai ancaman dari luar
angkasa juga dapat diperhitungkan, dianalisa dan dicari penangkalnya.
Baik itu ancaman tumbukan dengan meteorit besar atau berbagai ancaman
lainnya. Sejauh ini dalam benak orang awam, yang terbayangkan sebagai
ancaman dari angkasa luar adalah monster-monster mengerikan, baik
berupa sosok raksasa atau makhluk luar angkasa berkulit hijau
berukuran manusia kerdil yang ganas dan haus darah. Akan tetapi,
ancaman nyata yang sebenarnya adalah serbuan bakteri pembunuh.
Penelitian yang dilakukan badan antariksa AS-NASA di luar angkasa
menunjukkan, bakteri yang berasal dari Bumi di ruang tanpa bobot
mengalami mutasi menjadi bakteri amat mematikan.

Sejumlah film fiksi ilmiah sudah menggambarkan bagaimana dahsyat dan mengerikannya serbuan
makhluk luar angkasa berukuran kecil, yang memusnahkan kehidupan umat
manusia di Bumi. Sekarang fiksi ilmiah semacam itu sudah menjadi
kenyataan. Bakteri Salmonella yang dibawa dari Bumi dalam misi wahana
penerbangan ulang-alik ke luar angkasa pada tahun lalu, terbukti
mengalami mutasi menjadi bakteri amat mematikan. Untuk ujicoba,
bakteri salmonella itu dibungkus dalam kemasan tiga lapis tahan pecah,
untuk mencegah bakteri amat mematikan itu lolos ke udara. Salmonella
adalah bakteri berbentuk batang, yang memicu gejala keracunan makanan
ditandai dengan buang air terus menerus pada manusia. Dalam kondisi
normal, keracunan salmonella dapat diobati menggunakan antibiotika dan
pemberian tambahan cairan elektrolyt. Tapi pada anak-anak atau
kelompok risiko, bakteri salmonella dapat memicu penyakit berat hingga
kematian. Penyakit berat yang ditimbulkan bakteri salmonella antara
lain infeksi saluran pencernaan, typhus dan paratyphus. Dalam
penelitian di luar angkasa, bakteri salmonella yang dibawa
dikembangbiakan dalam kultur makanan. Setibanya kembali ke Bumi,
bakteri salmonella yang dikembangbiakan di lingkungan tanpa bobot itu
diujicoba pada tikus di laboratorium. Hasilnya, bakteri yang dibawa ke
luar angkasa membunuh tikus percobaan jauh lebih cepat, dibanding
tikus ujicoba yang mendapat infeksi salmonella yang berkembang biak di
Bumi. Inilah skenario horror dari bakteri pembunuh dari luar angkasa.
Sekitar 150 sekuens gen dari salmonella yang dibawa ke ruang angkasa,
terbukti jauh lebih aktiv dibanding gen salmonelle normal. Demikian
diungkapkan pimpinan penelitian, Dr. Cheryl Nickerson dari Universitas
Arizona; "Kita mengirim astronot lebih lama lagi ke luar angkasa dan
semakin jauh dari Bumi. Dengan itu risiko penyakit infeksi lebih besar
lagi."Kekebalan Tubuh MelemahSeperti diketahui, dalam kondisi tanpa
bobot sistem kekebalan tubuh manusia berfungsi lebih lemah ketimbang
jika berada di Bumi. Artinya risiko untuk terinfeksi bibit penyakit
juga menjadi lebih besar lagi. Bayangkan jika bakteri yang menyerang
adalah dari jenis yang sudah mengalami mutasi, dengan tingkat
fatalitas yang juga jauh lebih tinggi dari bakteri sejenis di Bumi. Di
masa depan, ancaman kesehatan gawat semacam itu, akan semakin sering
dihadapi para astronot dalam misi cukup lama di luar angkasa.Sejauh
ini penelitian baru mencakup serangan bakteri, yang memang berasal
dari Bumi dan terbawa ke luar angkasa. Belum diketahui, apakah di luar
angkasa yang sulit diketahui batasnya itu, juga terdapat bakteri
lainnya yang masih menunggu inang baru dari Bumi. Ancaman sejauh itu
belum dibayangkan oleh Dr.Cheryl Nickerson. Akan tetapi, peneliti dari
Universitas Arizona itu juga menarik sisi positiv dari temuan bakteri
salmonella yang mengalami mutasi di luar angkasa. Nickkerson
menjelaskan ; "Jika kita memanfaatkan pengetahuan dan sifat bakteri
tsb, kita dapat memiliki kemungkinan pengembangan metode baru
pengobatan dari penyakit yang ditimbulkannya, pembuatan obat-obatan
baru atau bahkan vaksinnya." Penyebab mutasi bakteri itu, menurut
Nickerson bukan kondisi tanpa bobot itu sendiri. Melainkan dampak
kondisi tanpa bobot pada cairan di dalam sel. Akibat kondisi tanpa
bobot di luar angkasa, mekanisme gesekan molekul dalam cairan sel
berkurang


Sumber Shvoong


0 komentar:

Posting Komentar