Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google
EksisPTC

Minggu, 20 Februari 2011

Mirza Ghulam Ahmad



Ahmad Mirza Ghulam Ahmad adalah pendiri Ahmadiyah. Nama lengkapnya adalah Hazrat Mirza Ghulam Ahmad. "Hazrat" adalah kata penghormatan kepada beliau oleh para pengikutnya. Ia dilahirkan di Desa Qadhian yang terletak 57 km sebelah ti...mur Kota Lahore dan 24 km Kota Amristar di daerah Punjab, India pada hari Jumat saat shalat Subuh tanggal 14 Syawal 1250 H atau 13 Februari 1835 M. Ayahnya bernama Mirza Ghulam Murtada, ibunya bernama Ciragh Bibi, dan kakaknya bernama Mirza Athaa Muhammad bin Ghulam Muhammad.

Beliau lahir kembar, yakni beserta beliau lahir pula seorang anak perempuan yang tidak lama kemudian meninggal dunia. Menurut riwayat, nenek moyangnya berasal dari Samarkand yang pindah ke India pada tahun 1530, yaitu sewaktu pemerintahan Dinasti Mughal, mereka tinggal di Gundaspur, Punjab, India. Di sana, mereka membangun Kota Qadian. Menurut suatu keterangan, keluarga Ghulam Murtada masih keturunan Haji Barlas raja dari Dinasti Mughal di daerah Kesh yang jadi paman Amir Tughlak Taimun. Tatkala Amir Taimun menyerang Kesh, Haji Baras sekeluarga terpaksa melarikan diri ke Khurasan dan Samarkand. Oleh karena itu di depan nama keturunan keluarga ini terdapat nama sebutan Mirza. Pada abad ke-10 H (16 M), salah seorang keturunan Haji Barlas yang bernama Mirza Haji Beg beserta 200 pengikutnya hijrah dari Khurasan ke Hindustan karena beberapa hal dan tinggal di daerah Sungai Bias dengan mendirikan sebuah kampung yang bernama Islampur, yang 9 km jauhnya dari sungai tersebut.


Karena kecerdikannya, ia diangkat sebagai Qadhi (dalam bahasa India yang berarti Hakim) untuk daerah sekelilingnya. Oleh karena itu, maka daerah tempat tinggalnya di beri nama Islampur Qadhi dan lambat laun daerah tersebut hanya disebut sebagai Qadhi yang kemudian menjadi Qadian. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad mempunyai nama asal yang menyatakan dirinya adalah keturunan dari Mughal. Ia juga sering mengalami berbagai penyakit, baik penyakit jiwa maupun penyakit jasmani dan lazim mengobati dirinya dengan candu dan tonik arak anggur.

Pemerintahan Inggris-India mempengaruhinya menjual iman untuk mendapatkan ganjaran dunia. Ia pernah berkata dalam buku Al-Istisfa pada tahun 1378 H. Ia berkata: "Saya mendengar dari ayah saya bahwa nenek moyang saya berasal dari Mongolia. Tetapi Allah memberikan ilham kepadaku bahwa mereka itu dari Persia dan bukan dari Turki". Selanjutnya ia mengatakan: "Meskipun demikian saya diberi kabar oleh Tuhan bahwa sebagian ibu-ibuku berasal dari Bani Fatimiyah." Kemudian pada halaman berikutnya ia mengatakan: "Saya juga mendengar dari ayah saya dan saya membaca sebagian riwayat mereka bahwa itu pertama kali bertempat tinggal di Samarkand sebelum mereka pindah ke India." Hazrat Mirza Ghulam Ahmad sejak kecil tidak pernah bersekolah di suatu pendidikan formal manapun.

Ketika ia berumur 7 tahun, ia dididik oleh seorang guru pribadi yang bernama Fazl Ilahi. Ia adalah seorang penduduk Qadhian dan penganut Mazhab Hanafi. Ia mengajarkan Al-Quran dan beberapa dasar buku pelajaran Parsi. Pada usia 10 tahun, Hazrat Mirza Ghulam Ahmad belajar dengan Fazi Muhammad yang berasal dari Feroze Wala dan dari kelompok ahli hadits yang mengajarkan dasar-dasar tata bahasa Arab.

Hazrat Mirza Ghulam Ahmad pernah menikah dua kali. Pertama pada tahun 1852 M dan memiliki dua orang anak laki-laki yang bernama Mirza Sulthan Ahmad dan Mirza Afdhal Ahmad. Pada pernikahan pertamanya ini ia mengalami kegagalan. Pada tahun 1891, ia menceraikan istrinya tersebut.

Pernikahan keduanya pada tahun 1884 dan ia menikah di Delhi. Istri keduanya dipanggil dengan sebutan "Ummu al-Mu'min. Dari istri keduanya ini, ia mendapatkan dua orang anak yang bernama Mirza Basyiruddin Ahmad, pengarang buku Sirat el-Mahdi. Lalu, anak keduanya dari istri keduanya bernama Mirza Syarif Ahmad. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad memiliki perkembangan yang menarik dalam penampilannya yaitu, pada mulanya ia menganggap bahwa dirinya adalah seorang reformis atau el-Mahdi yang diperintah oleh Allah SWT. Mirza Ghulam Ahmad adalah seseorang yang mengakui dirinya sebagai nabi terakhir dalam agama Islam setelah Nabi Muhammad SAW. Ia mengaku sebagai Al-Mahdi bagi umat Islam, mengaku Al-Masih bagi umat Kristen, dan bagi umat Hindu ia mengaku sebagai Krishna.


Setelah pengakuannya sebagai nabi, semasa hidupnya ia pun banyak menulis buku kira-kira 80 judul buku. Kebanyakan dari buku-buku tersebut dalam bahasa Urdu. Tetapi, beberapa di antaranya dalam bahasa Arab dan bahasa Parsi, dan semuanya menggunakan ajaran agama Islam, Al-Quran, dan hadits Nabi Muhammad SAW. Penafsiran-penafsiran itu tentu berdasarkan versinya sendiri. Hazrat Mirza Ghulam Ahmad akhirnya wafat di Lahore pada tanggal 26 Mei 1908 dan dikebumikan di Qadhian.


0 komentar:

Posting Komentar