Langitselatan.com Misi Venus Express yang diluncurkan tahun 2005 dan akan beroperasi sampai dengan tahun 2012 bertujuan untuk mengeksplorasi planet cantik Venus dan membantu para ilmuwan untuk memahami planet misterius yang satu ini.
Dalam pengamatannya. Venus Express milik ESA ini memberi kontribusi yang besar bagi para peneliti untuk bisa menyelidiki apakah di suatu masa, Venus memiliki lautan. Jika ia memang memiliki lautan, mata tentunya planet Venus justru memulai kehidupannya sebagai sebuah planet laik huni yang mirip dengan Bumi.
Bumi dan Venus
Di masa kini, jika Bumi dan Venus disandingkan, tak pelak keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar. Bumi, planet yang indah, sejuk dipenuhi kehidupan sedangkan Venus, planet yang bak neraka. Permukaan Venus memanggang apapun yang ada di sana pada suhu yang jelas lebih tinggi dari oven yang ada di dapur.
Tapi di balik itu semua, kedua planet ini justru memiliki sejumlah kesamaan. Tak percaya? Bumi dan Venus memiliki ukuran yang hampir sama. Tak hanya itu. Berdasarkan pengamatan Venus Express kedua planet ini ternyata memiliki komposisi dasar yang mirip. Tapi untuk mengetahui seberapa mirip kedua planet ini, para ilmuwan masih akan mendiskusikan dan mencari tahu lebih jauh lagi dalam konferensi di Aussois, Perancis.
Nah, jika berbicara tentang perbedaan, maka perbedaan yang menonjol adalah Venus memiliki air yang lebih sedikit. Seandainya, seluruh isi lautan di Bumi disebar merata keseluruh Bumi, maka lautan ini akan membentuk lapisan dengan kedalaman 3 km. Jika kita mengembunkan jumlah uap air yang ada di atmosfer Venus ke permukaannya maka yang terjadi kita akan mendapatkan sebuah genangan global dengan kedalaman hanya 3 cm. Oh wow. bandingkan perbedaannya, 3km dan 3cm!.
Tapi ini jika kita berbicara tentang masa kini ketika kita membandingkan Bumi masa kini dan Venus yang dikenal saat ini. Bagaimana dengan di masa lalu?
Tampaknya, di masa lalu Venus justru memiliki kemiripan lainnya dengan Bumi. Apakah itu? Di masa lalu… hmm milyaran tahun lalu, Venus ustru diperkirakan memiliki air yang lebih banyak. Buktinya? Venus Express milik ESA berhasil mendapatkan informasi bahwa planet ini ternyata mengalami kehilangan sejumlah besar air ke ruang angkasa.
Air Yang Menghilang
Ilustrasi petir di permukaan Venus yang panas dan gersang. Kredit : ESA
Kehilangan air yang sangat besar di Venus, tak lepas dari radiasi sinar ultraungu dari Matahari yang masuk ke atmosfer Venus dan memecah molekul air menjadi 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Atom-atom inilah yang kemudian lepas ke ruang angkasa. Hasil pengukuran Venus Express menunjukkan laju lepas hidrogen 2 kali lebih banyak yang lepas sebagai oksigen. Dengan demikian diyakini bahwa air merupakan sumber terlepasnya ion. Selain itu, Venus Express melihat terbentuknya unsur berat deuterium (H2), yang memperkaya lapisan atas atmosfer Venus. Hal ini disebabkan oleh unsur hidrogen berat akan lebih sulit untuk lepas dari planet.
Hasil pengambilan data yang dilakukan Venus Express menunjukkan bahwa memang di masa lalu air dalam jumlah besar itu ada di Venus. Dan ini sudah bukan sebuah praduga. Tapi, air dalam jumlah besar ini juga tidak langsung menunjukkan bahwa air itu berbentuk lautan di permukaan planet.
Pemodelan Air di Venus
Ketika para astronom melakukan penelitian, mereka jelas tak dapat langsung menyentuh obyeknya atau berjalan-jalan berkeliling dari planet ke planet. Pengambilan data dilakukan melalui pengamatan dari Bumi maupun oleh misi ruang angkasa yang dikirimkan. Ketika data sudah di dapatkan tentu ini akan jadi informasi yang snagat berharga untuk diolah sehingga apa dan bagaimana si obyek yang diteliti pun semakin di pahami.
Nah, untuk mendapat pemahaman yang lain, Eric Chassefière, dari Université Paris-Sud, Perancis mengembangkan model komputasi yang bisa menggambarkan keberadaan air di Venus dengan menggunakan data Venus Express. Hasilnya, air itu memang pernah ada di atmosfer Venus namun itu hanya terjadi di masa awal kehidupan Venus. Masa dimana Venus baru terbentuk dan permukaannya belum sepenuhnya lebur. Saat molekul air pecah menjadi atom oleh sinar matahari dan lepas ke ruang angkasa, kejadian berikutnya adalah suhu mengalami penurunan dan memicu terjadinya pembekuan di permukaan. Atau dengan kata lain, tidak ada lautan.
Sulit memang untuk menguji hipotesa, namun ini adalah sebuah pertanyaan penting. Jika Venus pernah memiliki air di permukaan, maka planet ini diperkirakan pernah memiliki fasa awal dari kehidupan.
Seandainya model yang dibuat Chassefière benar, model tersebut tidak menghalangi kemungkinan terjadinya tabrakan komet yang membawa air tambahan setelah terjadinya pengkristalan permukaan. Dan jika itu terjadi, maka akan ada obyek – obyek yang terbentuk dan keberadaan air inilah yang juga menjadi tanda penting kehidupan bisa muncul dan terbentuk.
Hasil yang diberikan ini memang bukan sebuah kesimpulan akhir, karena pencarian maish terus dilakukan dan masih banyak pertanyaan yang muncul. Bagaimana evolusi Venus muda? Apa yang terjadi dengan lautan magma dan sistem atmosfer disana? Butuh pemodelan yang bisa menggambarkan itu semua sehingga evolusi Venus muda bisa dipahami.
0 komentar:
Posting Komentar