Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Rabu, 19 Desember 2012

Red Yao, Desa Rambut Panjang Pertama di Dunia


SRIPOKU.COM - Guinness World Record mencatat sebuah rekor baru yakni sebuah desa Red Yao di Cina sebagai  "desa rambut panjang" pertama di dunia. Alasannya, perempuan yang tinggal di sana semuanya memiliki rambut panjang. Mereka memelihara rambut hingga mencapai rata-rata 5,5 feet sekitar 1,7 meter meter. Bahkan ada yang panjangnya mencapai lebih dari 6,8 feet yakni 2 meter.

Konon perempuan di desa ini hanya pernah memotong rambut mereka sekali seumur hidup. Ritual potong rambut itu hanya dilakukan saat usianya 16 tahun, sebelum mereka memulai mencari calon suami.

Desa ini pun menganggap rambut perempuan itu  sangat suci, hingga hanya suami atau anak yang boleh melihatnya. Menurut tradisi kuno yang berlaku, jika seseorang pria kebetulan melihat rambut perempuan Red Yao, maka ia harus tinggal bersama keluarga sang perempuan selama tiga tahun sebagai menantu.
Tradisi kuno lainnya mengatur bahwa rambut mereka hanya boleh digerai di hadapan keluarga dekat. Akan tetapi para wanita meninggalkan tradisi kuno ini sejak tahun 1987. Jaman sekarang sekitar 120 wanita dengan bangga memamerkan rambut mereka Desa mereka dikenal di seluruh China sebagai "desa rambut panjang". Tradisi lainnya yang masih mereka lakukan adalah perempuan Red Yaou mencuci rambutnya selama musim panas dan gugur mereka mencuci rambutnya di sungai Jinjiang.

Sementara banyak perempuan akan gentar dengan tugas mengelola rambut panjang ini, Perempuan Red Yao mampu membuat hairstyling terlihat mudah. Seolah rambut panjang mereka bukanlah hal yang merepotkan.

Penduduk Red Yao orang percaya bahwa rambut panjang perempuan membawa kebaikan dalam hidup seperti umur panjang, kekayaan dan keberuntungan. Semakin panjang rambut seorang perempuan, makin beruntunglah orang tersebut.


Sejarah Hallowen

 Stingy Jack / Credit: tulekustuti-holiday.blogspot.com

   Tuhan tidak akan membiarkan Stingy Jack masuk kedalam surga dan Setan(iblis) sudah berjanji tidak akan membuatnya masuk ke dalam neraka, Stingy Jack menjelajahi Bumi dengan sebuah lentera di malam-malam Halloween.

Dari cerita yang banyak kita dengar, Halloween merupakan perayaan yang mencontohkan arti ketakutan, mungkin sejarah tertua dari kisah Halloween dipraktekkan oleh bangsa Celtic dalam sebuah acara yang disebut Samhain. ‘Pumpkin Jack‘ karya Will Hubbell, sebuah buku anak-anak yang menceritakan Stingly Jack, karakter tituler yang dijelaskan dan digambarkan dengan cara yang tidak akan meregangkan imajinasi, menyatakan dirinya yang malas. Jack melakukan tawar menawar dengan setan dan iblis dalam hal makanan, tawar menawar yang membuktikan bahwa Jack orang yang picik.
Sejarah Halloween, Kombinasi Celtic Dan Romawi

Menurut kalender Celtic awal tahun dimulai pada tanggal 1 November, mereka percaya bahwa pada tanggal 31 Oktober dan 1 November pintu akhirat dibuka, sehingga roh-roh orang mati untuk kembali ke Bumi. Bangsa Celtic merayakan festival besar dan pesta, para imam Celtic druid membangun api unggun besar di mana mereka mengorbankan hewan dan tanaman untuk Dewa-dewa mereka. Setelah segalanya terbakar kemudian api dipadamkan dan para imam Celtic akan mencoba memprediksi masa depan rakyat saat mengenakan kulit binatang. Kemudian mereka akan menyalakan api lagi, karena mereka percaya hal itu akan membawa keamanan selama tahun baru.

Tak lama setelah penyaliban Isa, Kekaisaran Romawi kembali diperluas dan banyak menaklukkan wilayah Celtic. Bangsa Romawi mengkombinasikan Samhain dengan festival mereka, Feralia dan penghormatan Pomona. Feralia adalah sebuah festival di akhir Oktober yang menghormati orang-orang yang tewas. Kemudian festival Pomona yang menghormati Dewi buah dan pohon, apel merupakan simbol Pomona dan mungkin menjelaskan bagaimana tradisi mengapungkan apel dalam festival Halloween.

    Setelah jatuhnya kekaisaran Roma pada tanggal 13 Mei 609, Paus Bonifasius IV mendedikasikan Dewa Yunani dan Romawi untuk menghormati semua martir yang mati. Hari libur ‘Martyrs Day’ dipraktekkan setiap tahun pada hari itu, kemudian Paus Gregorius III memodifikasi hari libur untuk mendedikasikan semua orang kudus dan martir, serta memindahkan hari libur ke tanggal 1 November.

Paus Gregorius III menyebutnya ‘All Saints Day’, beberapa orang menyebutnya ‘All Saints Day All-hallows‘ dari kata bahasa Inggris yang juga bisa disamakan dengan ‘All Saints Day Alholowmesse’. Sebelum All Day Hallows disebut menjadi ‘All Hallows Eve’, beberapa orang sudah menyebutnya Halloween yang lebih terkesan mudah.
Ekspresi Menakutkan Usir Jiwa Jack Di Hari Halloween

Ide Jack-o’-lantern pertama kali terinspirasi dari legenda Irlandia kuno. Konon legenda Stingy Jack adalah seorang pria serakah yang mengundang iblis hanya untuk membeli minuman. Dia berfikir terlalu murah untuk membayar minumannya sendiri, dia meminta iblis berubah menjadi koin. Alih-alih semua itu hanya untuk membeli minuman, dia memasukkan koin ke dalam sakunya yang juga berisi sebuah salib perak (yang bisa menahan iblis kembali merasuki dirinya sendiri).

Jack membiarkan iblis pergi dengan kondisi bahwa sang iblis tidak perlu repot-repot membantu Jack selama setahun penuh. Tahun berikutnya, Jack menipu setan naik keatas pohon untuk memilih buah. Sementara sang setan berada di pohon, Jack mengukir salib di kulit pohon sehingga dia tidak bisa turun ke bawah. Kondisi licik ini membuat iblis berjanji tidak akan mengganggu Jack selama sepuluh tahun lebih, dan Jack membiarkan dia turun dari pohon.

    Legenda mengatakan bahwa tak lama kemudian setelah pertemuan ini, Stingy Jack meninggal. Tuhan tidak akan membiarkan dia masuk kedalam surga dan Setan(iblis) sudah berjanji tidak akan membuatnya masuk ke dalam neraka.

Jack menjelajahi Bumi dengan sebuah lentera untuk memandu jalannya, di Irlandia dan Skotlandia orang-orang membuat interpretasi lentera pada lobak atau kentang. Setiap ekspresi terkesan menakutkan untuk menakut-nakuti jiwa Stingly Jack. Dan hingga hari ini, Jack-O’-lantern mengalami perkembangan dengan membuat wajah menakutkan pada labu Halloween.

Pada abad ke-18 Halloween akhirnya mulai memasuki wilayah-wilayah Amerika. Meskipun perayaan Halloween tidak sesuai lagi dengan keyakinan Protestan yang ketat, festival ini masih dirayakan di wilayah selatan. Orang-orang merayakan panen, memprediksi keberuntungan, bercerita menakutkan, menari dan menyanyi. Pada abad ke-19 trik ini populer karena dibawakan imigran Irlandia, dan orang-orang Amerika mulai menggunakan kostum, mendatangi orang-orang dari pintu ke pintu untuk meminta makanan atau uang.

Asal-usul Halloween sangat ditakuti dalam legenda-legenda ratusan tahun yang lalu, namun Halloween kemudian berubah sedikit demi sedikit menjadi hal yang unik dan mengesampingkan keyakinan. Takhayul Halloween masih ada, dan masih banyak orang-orang yang meyakini bahwa Stingy Jack berkeliaran di tanggal 31 Oktober.


Banjir Musnahkan Ras Manusia Kuno Libatkan Extra-Teresterial ?

    Banyak legenda yang menyatakan bahwa bencana banjir besar terjadi ketika manusia bumi mengakhiri hubungan mereka dengan makhluk extra-terrestrial atau disebut Dewa. Ada ratusan legenda tentang banjir besar, beberapa ahli sejarah meyakini bahwa bencana banjir sangat berhubungan dengan akhir Zaman Es dan cerita ini diwariskan selama kurun waktu 10,000 tahun terakhir.

Ada beberapa hubungan tentang langit, dewa, agama, adat istiadat dan legenda yang telah dilalui di selama bertahun-tahun sampai sekarang. Dalam buku Leonardo Farra ‘The Legacy Pleiades’ dan Edmond Sollberger ‘The Babylonian Legend of The Flood’ menjelaskan hubungan ras manusia kuno dan raksasa yang musnah akibat bencana banjir besar.

Bencana banjir besar Nabi Nuh / Credit: gdefon.com

Bencana Banjir Melibatkan Extra-Teresterial

Suatu keganjilan, mungkin banjir besar tidak berhubungan dengan akhir zaman es. Mencairnya es bisa menyebabkan level air naik, tetapi legenda Timur Tengah dan alkitab menyatakan bahwa bencana banjir besar disebabkan hujan deras terus menerus selama beberapa hari. Robert Ballard, salah satu orang yang paling terkenal menjelajah lautan ikut terlibat dalam penelitian bawah air di Laut Hitam untuk mencari bukti yang mendukung teori bahwa laut ini terkena bencana banjir sekitar 7500 tahun yang lalu.
Bencana banjir besar, Nabi Nuh

    Mungkin banjir besar pernah memasuki wilayah itu, tetapi legenda bencana banjir di Timur Tengah dapat ditelusuri melalui tulisan Sumeria kuno dan bukti arkeologi menunjukkan bahwa bencana banjir disebabkan Annunaki sekitar 5000 tahun yang lalu.

Dahulu, manusia di berbagai belahan dunia memiliki serangkaian tradisi masa lalu. Legenda ini juga populer di kalangan suku Aztec, Suku Maya, Yunani Kuno, Picts, dan orang-orang di India yang juga disinggung dalam cerita Plato tentang peradaban Benua Atlantis. Banyak variasi cerita kuno dalam budaya yang berbeda, akan tetapi pada dasarnya sama. Dengan berjalannya waktu masing-masing legenda kemudian berevolusi, manusia menjadi jahat dan menjadi dewa atau para dewa datang ke bumi yang kemudian menghancurkan mereka dengan air atau api. Zaman kuno selanjutnya dihuni oleh para korban, setelah para Dewa kuno membantu memulai zaman baru kemudian kembali ke langit dan tidak terlihat lagi.

    Menurut kalender Maya dan Hindu semua itu berawal disekitar 5100 tahun yang lalu setelah penghancuran era sebelumnya, dan adanya indikasi bahwa tradisi ini didasarkan pada sesuatu yang benar-benar terjadi.

Iklim pada waktu itu sangat kacau disertai hujan deras, permukaan air laut naik di beberapa wilayah dan letusan besar terjadi di Atlantik. Banyak orang di seluruh dunia juga bergerak meninggalkan kota-kota mereka. Ratusan desa didirikan dan beberapa desa yang ada diperluas menjadi kota-kota baru. Piramida dan bangunan peradaban kuno muncul seperti Mesir kuno dan Sumeria kuno, peradaban yang lebih maju daripada generasi berikutnya.

Beberap hal yang terkait dengan cerita bencana banjir seperti Pleiades dengan peradaban manusia kuno sering dikaitkan. Berbagai cerita versi agama bermunculan di seluruh dunia dan terlepas dari itu ‘apakah peradaban kuno atau orang-orang primitif terkait dengan Iblis dan Dewa?’ Beberapa tradisi kuno yang masih populer di masa sekarang menjadi bercampur aduk dengan keyakinan baru.

Pleiades (Gugus Kartika, rasi bintang Taurus) seluruh legenda dunia terkait, menunjukkan bahwa adanya kunjungan makhluk extra-teresterial ke Bumi sekitar 5000 tahun yang lalu dan mereka membantu mengembangkan peradaban, budaya, dan tradisi manusia.
Ras Manusia Raksasa Sebagian Besar Musnah Dalam Bencana Banjir

Ada juga aspek lain yang menarik dalam cerita ini karena Alkitab menyatakan bahwa ada ras raksasa di era sebelum bencana banjir. Hal ini juga disinggung dalam legenda Yahudi kuno alegoris, menceritakan bagaimana manusia raksasa yang disebut Raja Og memasuki bahtera raksasa nabi Nuh menghindari bencana banjir.

Tahun 1190, Glastonbury Abbey di Somerset Inggris, biarawan menemukan sebuah lempengan batu di mana mereka menemukan sebuah prasasti Latin tentang penguburan Raja Arthur. Setelah menggali sedalam 16 meter mereka menemukan sebuah peti mati kayu terbuat dari pohon besar yang berisi sisa-sisa seorang pria dengan tinggi 8 kaki dan seorang wanita. Anthony Roberts mengatakan bahwa tidak ada bukti yang mengkonfirmasi bahwa orang tersebut adalah Arthur yang pernah dikatakan sebagai raksasa.

Metode penguburan 5000 tahun lalu sangat dekat dengan era raksasa di Inggris. Tahun 1947 majalah National Geographic edisi Mei memuat penemuan lain yang menarik di Pulau Lundy, Selat Bristol lepas pantai Devon. Penggalian di atas pantai barat Lundy menemukan sebuah ruang bawah tanah yang besar, dibangun dengan blok besar dari granit dan di dalamnya terdapat dua peti batu besar. Salah satu dari mereka memiliki kerangka seorang pria setinggi 8 kaki, sementara kerangka perempuan setinggi 7 kaki. Penemuan sisa-sisa manusia raksasa juga telah ditemukan di Skotlandia, Afrika Utara, dan Amerika Utara, beberapa dari orang-orang ini memiliki ketianggian di atas rata-rata. Klaus Dona , seorang peneliti dari Autria juga menemukan sisa-sisa manusia raksasa di berbagai negara.

Dalam wawancara dengan Regina Meredith di Media Edge, Klaus menceritakan penemuan tulang setinggi 7.6 meter di Ekuador. Kemudian penemuan sisa-sisa raksasa di Utah-Amerika Serikat dan legenda ‘Ras Manusia Raksasa’ pra bencana banjir di antara orang-orang Shuara primitif di Brasil. Salah satu situs megalitik yang terkenal terkait dengan ras manusia raksasa pasca banjir, situ yang disebut Ba’albek di Lebanon. Romawi mengubah bangunan kuil di sana yang sebelumnya telah dibangun struktur megalitik ribuan tahun sebelumnya.

    Klaus Dona memiliki koleksi artefak kuno, diantaranya cangkir logam yang ditemukan tertanam dalam batu bara berusia 65 juta tahun, dan dari jejak kaki manusia yang ditemukan pada batu di zaman dinosaurus. Artefak ini menandakan adanya peradaban kuno yang jauh dari dugaan kita sebelumnya.

Trilithon Ba’albek terdiri dari tiga blok batu pahat masing-masing seberat 750 ton, bahkan satu blok batu yang terpahat diperkirakan beratnya 1000 ton. Tidak ada yang tahu bagaimana caranya batu-batu itu dipindahkan, mungkinkah bahwa beberapa manusia kuno memiliki peralatan anti-gravitasi?
 
Manusia Kepala Kerucut, Ras Manusia Atau Dewa?

Klaus Dona dan peneliti lainnya juga meneliti tengkorak sisa-sisa manusia yang dikenal sebagai ‘kepala kerucut’ yang ditemukan di Andes dan Rusia. Suku Maya dan suku lain-nya juga mengubah bentuk kepala bayi mereka sejak lahir. Mereka menyebutnya Ignatius Donnelly, kebiasaan ini dipraktekkan di antara Basques, Caledonia, Skandinavia, dan Anglo-Saxon. Orang-orang di Normandia masih meratakan kepala anak-anak mereka hingga awal abad ke-17.

    Ketika Profesor Baudouin memeriksa beberapa ukiran kuno pada permukaan batu di sebuah muara di Brittany-Perancis tahun 1928, dia terkejut menemukan gambar seorang pria berjenggot dengan dahi miring (kepala yang hampir kerucut) di dalam sebuah piring. Mungkinkah bahwa gambar itu mewakili Tuhan dan manusia kuno banyak yang meniru penampilan makhluk extra-teresterial?

Struktur batu besar yang dikenal sebagai Dolmen, terdiri dari lempengan batu besar yang didukung beberapa batu yang tegak (mirip pilar) dan dibangun oleh manusia yang berbeda, dan terpisah dari dunia. Tampaknya tradisi bangunan mereka menyebar melalui hubungan dan hal itu sangat menarik, Profesor Homet dalam tulisannya ‘Sons of the Sun’ telah membandingkan manusia yang diteliti di Brasil dengan manusia lain di Afrika Utara. Semua itu masih menjadi misteri, legenda dan bukti adanya manusia raksasa merupakan indikasi sejarah kuno peradaban manusia yang sangat berbeda dari apa yang telah diketahui.

Selama beberapa tahun terakhir, penemuan ras manusia kuno dan peradaban kuno yang sekarang berada di bawah laut lepas pantai India dan Jepang, kemudian penemuan yang sama di Laut Karibia dan Dogger Bank bagian timur Inggris. Peradaban yang hilang telah ditemukan di pantai di Amerika Selatan dan penemuan yang sedang diteliti berada diwilayah Ness-Brodger, Orkneys, dan di lokasi Gobekli Tepe-Turki yang berusia 12,000 tahun.

Bukti-bukti lain banyak menyatakan bahwa sisa-sia peradaban ras manusia kuno yang ditemukan disebabkan bencana banjir besar, tetapi tetap saja menjadi kontroversi bagi kalangan ilmuwan dan sejarawan yang sering tidak searah. Seperti penelitian kawah bumi yang disebabkan asteroid besar menabrak bumi, bencana banjir besar tidak menadapatkan titik terang yang jelas berdasarkan legenda, alkitab, dan hasil penelitian zaman es.


Jumat, 14 Desember 2012

Asal Usul AIDS

“Virus HIV AIDS sebenarnya bukan berasal dari simpanse, tetapi ciptaan para ilmuwan yang kemudian diselewengkan melalui rekayasa tertentu untuk memusnahkan etnis tertentu.” (Jerry D. Gray, Dosa-dosa Media Amerika – Mengungkap Fakta Tersembunyi Kejahatan Media Barat, Ufuk Press 2006 h. 192).


Tulisan Allan Cantwell, Jr. M.D. ini mengungkapakan rahasia asal-usul AIDS dan HIV, juga bagaimana ilmuwan menghasilkan penyakit yang paling menakutkan kemudian menutup-nutupinya.
Teori” Monyet Hijau
1.Tidak sedikit orang yang sudah mendengar teori bahwa AIDS adalah ciptaan manusia. Menurut The New York Times yang terbit 29 Oktober 1990, tiga puluh persen penduduk kulit hitam di New York City benar-benar percaya bahwa AIDS adalah “senjata etnis” yang didesain di dalam laboratorium untuk menginfeksi dan membunuh kalangan kulit hitam. Sebagian orang bahkan menganggap teori konspirasi AIDS lebih bisa dipercaya dibandingkan teori monyet hijau Afrika yang dilontarkan para pakar AIDS. Sebenarnya sejak tahun 1988 para peneliti telah membuktikan bahwa teori monyet hijau tidaklah benar. Namun kebanyakan edukator AIDS terus menyampaikan teori ini kepada publik hingga sekarang. Dalam liputan-liputan media tahun 1999, teori monyet hijau telah digantikan dengan teori simpanse di luar Afrika. Simpanse yang dikatakan merupakan asal-usul penyakit AIDS ini telah diterima sepenuhnya oleh komunitas ilmiah.
2. “Pohon keturunan” filogenetik virus primata (yang hanya dipahami segelintir orang saja) ditampilkan untuk membuktikan bahwa HIV diturunkan dari virus primata yang berdiam di semak Afrika. Analisis data genetika virus ditunjukkan melalui “supercomputer” di Los Alamos, Mexico, menunjukkan bahwa HIV telah “melompati spesies’, dari simpanse ke manusia sekitar tahun 1930 di Afrika.
Eksperimen Hepatitis B Pra-AIDS kepada Pria Gay (1978-1981)
Ribuan pria gay mendaftar sebagai manusia percobaan untuk eksperimen vaksin hepatitis B yang “disponsori pemerintah AS” di New York, Los Angeles, dan San Fransisco. Setelah beberapa tahun, kota-kota tersebut menjadi pusat sindrom defisiensi kekebalan terkait gay, yang belakangan dikenal dengan AIDS. Di awal 1970-an, vaksin hepatitis B dikembangkan di dalam tubuh simpanse. Sekarang hewan ini dipercaya sebagai asal-usul berevolusinya HIV. Banyak orang masih merasa takut mendapat vaksin hepatitis B lantaran asalnya yang terkait dengan pria gay dan AIDS. Para dokter senior masih bisa ingat bahwa eksperimen vaksin hepatitis awalnya dibuat dari kumpulan serum darah para homoseksual yang terinfeksi hepatitis.
Kemungkinan besar HIV “masuk” ke dalam tubuh pria gay selama uji coba vaksin ini. Ketika itu, ribuan homoseksual diinjeksi di New York pada awal 1978 dan di kota-kota pesisir barat sekitar tahun 1980-1981.
Apakah jenis virus yang terkontaminasi dalam program vaksin ini yang menyebabkan AIDS? Bagaimana dengan program WHO di Afrika? Bukti kuat menunjukkan bahwa AIDS berkembang tak lama setelah program vaksin ini. AIDS merebak pertama kali di kalangan gay New York City pada tahun 1979, beberapa bulan setelah eksperimen dimulai di Manhattan. Ada fakta yang cukup mengejutkan dan secara statistik sangat signifikan, bahwa 20% pria gay yang menjadi sukarelawan eksperimen hepatitis B di New York diketahui mengidap HIV positif pada tahun 1980 (setahun sebelum AIDS menjadi penyakit “resmi’). Ini menunjukkan bahwa pria Manhattan memiliki kejadian HIV tertinggi dibandingkan tempat lainnya di dunia, termasuk Afrika, yang dianggap sebagai tempat kelahiran HIV dan AIDS. Fakta lain yang juga menghebohkan adalah bahwa kasus AIDS di Afrika yang dapat dibuktikan baru muncul setelah tahun 1982. Sejumlah peneliti yakin bahwa eksperimen vaksin inilah yang berfungsi sebagai saluran tempat “berjangkitnya” HIV ke populasi gay di Amerika. Namun hingga sekarang para ilmuwan AIDS mengecilkan koneksi apapun antara AIDS dengan vaksin tersebut.
Umum diketahui bahwa di Afrika, AIDS berjangkit pada orang heteroseksual, sementara di Amerika Serikat AIDS hanya berjangkit pada kalangan pria gay. Meskipun pada awalnya diberitahukan kepada publik bahwa “tak seorang pun kebal AIDS”, faktanya hingga sekarang ini (20 tahun setelah kasus pertama AIDS), 80% kasus AIDS baru di Amerika Serikat berjangkit pada pria gay, pecandu narkotika, dan pasangan seksual mereka. Mengapa demikian? Tentunya HIV tidak mendiskriminasi preferensi seksual atau ras tertentu. Apakah benar demikian?
Keserupaan dengan FLU Burung
Di pertengahan tahun 1990-an, para ahli biologi berhasil mengidentifikasi setidaknya 8 subtipe (strain) HIV yang menginfeksi berbagai orang di seluruh dunia. Telah terbukti, strain B adalah strain pra dominan yang menginfeksi gay di AS. Strain HIV ini lebih cenderung menginfeksi jaringan rektum, itu sebabnya para gay yang cenderung menderita AIDS dibandingkan non-gay
Sebaliknya, Strain HIV yang umum dijumpai di Afrika cenderung menginfeksi vagina dan sel serviks (leher rahim), sebagaimana kulup penis pria. Itu sebabnya, di Afrika, HIV cenderung berjangkit pada kalangan heteroseksual.
Para pakar AIDS telah memeberitahukan bahawa AIDS Amerika berasal dari Afrika, padahal Strain HIV yang umum dijumpai di kalangan pria gay nyaris tak pernah terlihat di Afrika! Bagaimana bisa demikian? Apakah sebagian Strain HIV direkayasa agar mudah beradaptasi ke sel yang cenderung menginfeksi kelamin gay?
Telah diketahui, pria ilmuwan SCVP (Special Virus Cancer Program) mampu mengadaptasi retrovirus tertentu agar menginfeksi jenis sel tertentu. Tak kurang sejak tahun 1970, para ilmuwan perang biologis telah belajar mendesain agen-agen (khususnya virus) tertentu yang bisa menginfeksi dan menyerang sel kelompok rasial “tertentu”. Setidaknya tahun 1997, Stephen O’Brien dan Michael Dean dari Laboratorium Keanekaragaman Genom di National Cancer Institute menunjukkan bahwa satu dari sepuluh orang kulit putih memiliki gen resisten-AIDS, sementara orang kulit hitam Afrika tidak memiliki gen semacam itu sama sekali. Kelihatannya, AIDS semakin merupakan “virus buatan manusia yang menyerang ras tertentu” dibandingkan peristiwa alamiah.
Berkat bantuan media Amerika, virus ini menyebar ke jutaan orang tertentu di seluruh dunia sebelum segelintir orang mulai waspada akan kejahatan di balik penciptaan virus ini. Di tahun 1981, pejabat kesehatan memastikan “masyarakat umum” bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan. “AIDS adalah penyakit gay” adalah jargon yang sering dikumandangkan media.
Setidaknya tahun 1987, Robert Gallo memberitahu reporter Playboy, David Black, “Saya pribadi belum pernah menemukan satu kasus pun (di Amerika) dimana pria terkena virus (AIDS) dari seorang wanita melalui hubungan intim heteroseksual .” Gallo melanjutkan, “AIDS tak akan menjadi bahaya yang tak bisa teratasi bagi masyarakat umum.” Apakah ini sekedar spekulasi ataukah Gallo mengetahui sesuatu yang tidak ia ceritakan?