Translate This Blog

English French German Spain Italian Dutch Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Sabtu, 18 Juni 2011

Air Di Bintang Karbon

Langitselatan.com Air, komponen satu ini memang penting sebagai penopang kehidupan seperti yang kita kenal di Bumi. Karena itu berbagai penelitian dan pengamatan dilakukan untuk menemukan keberadaan air di alam semesta terutama pada planet yang serupa Bumi yang berada dalam area laik huni.

CW Leonis yang dilihat Teleskop Herschel. Kredit : ESA/PACS/SPIRE/MESS Consortia

Dalam pengamatan yang dilakukannya, Teleskop Herschel milik ESA berhasil mendeteksi keberadaan uap air di sebuah lokasi yang pada awalnya dianggap tidak mungkin ada uap air disana. Uap air tersebut dilihat ESA pada atmosfer bintang karbon raksasa merah.

Bintang Yang Mulai Menua
Dengan mempelajari berbagai fase dalam siklus kehidupan bintang, astronom dapat menyatukan proses yang memegang peranan dalam evolusi bintang serta interaksinya dengan lingkungan sekitar. Dari hasil mempelajari proses tersebut, bintang bermassa rendah yang tadinya biasa saja ( massa < 8 – 9 kali massa Matahari) ternyata bisa memberi kejutan. Dan itulah yang terjadi dengan CW Leonis atau yang dikenal sebagai IRC +10216, bintang karbon raksasa merah yang sedang mengalami proses penuaan. Siklus kehidupan bintang bermassa rendah pada umumnya berakhir dengan mengerut dan bukannya sebuah ledakan. Jadi setelah waduk hidrogen dalam inti bintang terkonsumsi, bintang kemudian mulai menggunakan bahan bakar nuklir berikutnya yakni helium untuk diubah menjadi karbon. Setelah helium habis, bintang tidak dapat mencapai temperatur yang sangat tinggi untuk reaksi fusi nuklir elemen yang lebih berat. Bintang kemudian mulai mengembang (dengan pertumbuhan radius bintang sampai beberapa ratus sampai ribuan kali) dan memasuki tahap yang dikenal sebagai raksasa merah. Pada tahap ini, bintang akan mengalami kehilangan massa yang cukup besar dan kemudian melontarkan lapisan terluarnya dan membentuk kerangka sirkumbintang yang terdiri dari debu dan molekul-molekul. Periode ini juga dikenal sebagai fasa Asymptotic Giant Branch, yang mengacu pada lokasi bintang dalam diagram Hertzsprung-Russell. Pada saat bersamaan, sisa reruntuhan bintang yang kaya dengan karbon dan oksigen akan terus berkontraksi dan berevolusi menjadi bintang yang lebih kecil yaitu bintang katai putih yang sangat panas. Gas yang dilontarkan ke ruang antar bintang oleh angin bintang yang kuat dari bintang AGB ini justru kaya dengan elemen berat khususnya karbon dan oksigen. Kelimpahan kedua unsur ini berbeda dari bintang ke bintang. CW Leonis
Bintang yang diamati Herschel, CW Leonis merupakan bintang paling terang (dalam cahaya infra merah) dan sekaligus merupakan bintang raksasa merah terdekat. Selain itu bintang ini juga memiliki selubung yang di dominasi oleh karbon. Lingkungan yang kaya karbon seperti ini jelas diharapkan dapat mengontrol sejumlah reaksi kimia organik. Dalam reaksi tersebut, hampir semua oksigen terikat dengan molekul karbon monoksida (CO) dan silikon monoksida (SiO)

Pada tahun 2001, berita mengejutkan datang dari hasil pengamatan CW Leonis yang dilakukan oleh Submillimetre Wave Astronomy Satellite (SWAS). SWAS mengungkap keberadaan uap air (H2O) di selubung bintang.

Air, molekul yang satu ini memang sangat penting dan menjadi elemen utama yang mendukung keberadaan kehidupan di Bumi. Dari sinilah berbagai penelitian dan pengamatan dilakukan untuk bisa mendeteksi keberadaan molekul yang satu ini.

Tanda yang dilihat SWAS pada garis spektrum yang ia ambil menunjukkan keberadaan molekul air dengan temperatur hanya 61 K, dan dengan demikian menempatkan air tersebut berada di bagian luar atau tepatnya di selubung bintang yang dingin.

Penjelasan yang diberikan astronom mengasumsikan kalau air tersebut muncul dari penguapan awan ataupun benda dingin seperti komet atau planet katai yang ada di sekeliling bintang. Akan tetapi dibutuhkan juga mekanisme lainnya yang bisa menjelaskan keberadaan uap air di selubung CW Leonis. Dan pendeteksian yang berasal dari satu garis tidaklah cukup untuk dijadikan bukti keberadaan uap air tersebut.

Pengamatan Herschel
November 2009, setelah teleskop Herschel bertugas dan mengamati CW Leonis dengan menggunakan spektrometer SPIRE dan PACS pada panjang gelombang 55 – 670 mikron. Hasilnya, Herschel melihat tidak hanya 1 melainkan berhasil mengidentifikasi 60 garis keberadaan air yang terkait langsung dengan sejumlah level energetik molekul.

Pendeteksian dari sebagian besar garis yang dipancarkan oleh molekul yang sama jelas memberikan informasi penting. Hal ini disebabkan karena setiap garis terkait dengan energi tertentu, dengan demikian mengarah pada temperatur tertentu. Banyaknya garis yang dilihat justru membantu untuk melacak sumber air tersebut di selubung antar bintang. Garis-garis yang terkait temperatur tinggi akan membawa informasi kalau molekulnya berada semakin dekat dnegan permukaan bintang.

Spektrum dengan presisi yang tinggi didapat dengan menggunakan spektrometer Herschel mengindikasikan temperatur pada 1000 K. Ini jelas menunjukan kalau air tidak hanya berada pada selubung terluar seperti diindikasikan pada data SWAS, namun juga ada pada selubung tengah dan dalam dari CW Leonis. Akibatnya, butuh mekanisme lain untuk menjelaskan bukti pengamatan baru tersebut.

Air Yang Dilihat Herschel
Untuk bisa memproduksi air pada lingkungan kaya karbon, atom oksigen harus dilepas dari molekul dimana ia terikat, dalam hal ini CO dan SiO untuk kemudian bergabung dengan hidrogen. Dalam kasus ini, dibutuhkan radiasi energetik dari foton ultra ungu / ultra violet (UV) untuk memisahkan molekul pembawa oksigen tersebut.

Ilustrasi pembentukan air di sekeliling bintang karbon. Kredit : ESA. Adapted from L. Decin et al. (2010)

Struktur selubung antar bintang yang tidak teratur dan cenderung bergumpal-gumpal inilah yang menyebabkan foton UV dari ruang antar bintang dapat masuk cukup dalam melalui selubung. Di dalam selubung foton UV akan memicu terjadinya rangkaian reaksi yang memproduksi air yang tampak tersebut serta beberapa molekul lainnya seperti Amonia (NH3).

Data dari herschel tak pelak menantang pengetahuan yang ada terkait kimiawi bintang yang terjadi di selubung bintang yang sedang menua. Sekaligus membawa para peneliti untuk melihat pentingnya fotokimia yang disebabkan oleh foton UV di lingkungan tersebut. Proses serupa juga bisa menjelaskan kondisi yang berlawanan, dalam hal ini keberadaan molekul kaya karbon di bintang AGB yang selubungnya didominasi oleh oksigen.

CW Leonis memang contoh pertama keberadaan air di bintang karbon. Namun dengan keberadaan Herschel, di masa depan ia akan meneliti bintang karbon lainnya untuk membuktikan mekanisme tersebut pada sampel yang lebih luas lagi.


Melihat Gas Yang Mengelilingi Bayi Bintang

Langitselatan.com Dengan menggunakan Very Large Telescope Interferometer (VLTI) milik ESO, astronom berhasil melakukan survei resolusi tinggi yang menggabungkan spektroskopi dan interferometri pada bayi bintang yang memiliki massa menengah. Para astronom bisa memperoleh pemandangan proses di piringan yang memberi makan bayi bintang saat si bintang ini terbentuk. Mekanisme ini termasuk material yang runtuh ke dalam bintang, sekaligus juga gas yang dilepaskan keluar, mungkin sebagai angin pada piringan.

Ilustrasi area di sekitar piringaan pembentuk bintang. Kredit : ESO

Bayi bintang terbentuk dari piringan gas dan debu yang mengelilingi bintang baru. Piringan gas ini di kemudian hari juga menjadi penyedia bahan dasar terbentuknya sistem keplanetan. Area pembentukan bintang yang paling dekat dari kita berjarak 500 tahun cahaya, dengan demikian piringannya hanya terlihat sebagai objek yang sangat kecil di langit. Nah, untuk bisa mempelajarinya, dibutuhkan teknik yang khusus untuk mendapatkan detail yang diperlukan.

Teknik yang digunakan adalah inteferometri, yaitu teknik yang menggabungkan cahaya dua atau lebih teleskop sehingga tingkat akurasi dan detail yang didapatkan bisa bersesuaian dengan yang tampak oleh teleskop berdiameter sama dengan separasi di antara elemen interferometer berkisar antara 40-200 meter. VLTI milik ESO dalam pengamatan ini bisa mencapai resolusi milidetik-busur, sudut yang sangat kecil. Sampai saat ini interferometri digunakan untuk melacak debu yang berada dekat di sekitar bintang, namun debu hanyalah satu persen dari total massa piringan yang komponen utamanya adalah gas. Jika gas di dalam piringan bisa diketahui distribusinya, maka susunan akhir dari sistem keplanetan yang sedang terbentuk bisa diketahui.

Kemampuan dari VLTI dan instrumen AMBER untuk merekam citra saat menyelidiki objek pada resolusi milidetik-busur telah memampukan para astronom untuk memetakan gas. Studi dilakukan terhadap enam bintang muda yang berasal dari keluarga objek Herbig Ae/Be yang massanya beberapa kali massa Matahari. Objek-objek ini masih dalam masa pembentukan dan mengalami peningkatan massa karena menelan materi di sekeliling piringan. Pengamatan yang dilakukan juga digunakan untuk menunjukkan proses emisi gas, yang dapat digunakan untuk melacak proses fisis yang terjadi dekat bintang.

Perdebatan asal usul gas emisi dari bintang-bintang muda ini telah lama diperdebatkan, karena pada saat pengamatan dan penyelidikan dilakukan, resolusi yang dicapai masih belum seperti saat ini. Akibatnya, distribusi gas di dekat bintang tidak dapat diketahui dengan baik dan pada akhirnya timbul berbagai pendapat tentang proses fisis gas di area tersebut.

Astronom telah berhasil menemukan bukti keruntuhan materi pada bintang untuk kasus dua buah bintang muda, dan kasus massa yang mengalir keluar pada empat bintang muda lainnya dalam bentuk angin bintang atau dalam angin piringan. Selain itu, ada satu bintang yang debunya masih berada dekat dengan bintang dibanding kasus yang umum terjadi. Debu tersebut begitu dekat dan pada jarak tersebut temperatur yang sangat tingi harusnya membuat debu menguap. Namun sayangnya kondisi debu ini tidak teramati sehingga bisa diartikan ada semacam pelindung dari gas yang melindunginya dari cahaya bintang.

Pengamatan ini membuktikan bahwa kondisi gas disekitar bintang sangat mungkin untuk diamati dan dipelajari. Pengamatan lanjutan menggunakan VLTI spektro-interferometri akan menentukan distribusi spasial dan gerak dari gas. Dan bisa jadi akan mencoba mengungkapkan apakah garis emisi yang teramati disebabkan oleh letupan yang terjadi dari piringan atau akibat angin bintang.


Mungkinkah ada air di Venus ?

Langitselatan.com Misi Venus Express yang diluncurkan tahun 2005 dan akan beroperasi sampai dengan tahun 2012 bertujuan untuk mengeksplorasi planet cantik Venus dan membantu para ilmuwan untuk memahami planet misterius yang satu ini.

Misi Venus Express milik ESA. Kredit : ESA

Dalam pengamatannya. Venus Express milik ESA ini memberi kontribusi yang besar bagi para peneliti untuk bisa menyelidiki apakah di suatu masa, Venus memiliki lautan. Jika ia memang memiliki lautan, mata tentunya planet Venus justru memulai kehidupannya sebagai sebuah planet laik huni yang mirip dengan Bumi.

Bumi dan Venus
Di masa kini, jika Bumi dan Venus disandingkan, tak pelak keduanya memiliki perbedaan yang sangat besar. Bumi, planet yang indah, sejuk dipenuhi kehidupan sedangkan Venus, planet yang bak neraka. Permukaan Venus memanggang apapun yang ada di sana pada suhu yang jelas lebih tinggi dari oven yang ada di dapur.

Tapi di balik itu semua, kedua planet ini justru memiliki sejumlah kesamaan. Tak percaya? Bumi dan Venus memiliki ukuran yang hampir sama. Tak hanya itu. Berdasarkan pengamatan Venus Express kedua planet ini ternyata memiliki komposisi dasar yang mirip. Tapi untuk mengetahui seberapa mirip kedua planet ini, para ilmuwan masih akan mendiskusikan dan mencari tahu lebih jauh lagi dalam konferensi di Aussois, Perancis.

Nah, jika berbicara tentang perbedaan, maka perbedaan yang menonjol adalah Venus memiliki air yang lebih sedikit. Seandainya, seluruh isi lautan di Bumi disebar merata keseluruh Bumi, maka lautan ini akan membentuk lapisan dengan kedalaman 3 km. Jika kita mengembunkan jumlah uap air yang ada di atmosfer Venus ke permukaannya maka yang terjadi kita akan mendapatkan sebuah genangan global dengan kedalaman hanya 3 cm. Oh wow. bandingkan perbedaannya, 3km dan 3cm!.

Tapi ini jika kita berbicara tentang masa kini ketika kita membandingkan Bumi masa kini dan Venus yang dikenal saat ini. Bagaimana dengan di masa lalu?

Tampaknya, di masa lalu Venus justru memiliki kemiripan lainnya dengan Bumi. Apakah itu? Di masa lalu… hmm milyaran tahun lalu, Venus ustru diperkirakan memiliki air yang lebih banyak. Buktinya? Venus Express milik ESA berhasil mendapatkan informasi bahwa planet ini ternyata mengalami kehilangan sejumlah besar air ke ruang angkasa.

Air Yang Menghilang

Ilustrasi petir di permukaan Venus yang panas dan gersang. Kredit : ESA

Kehilangan air yang sangat besar di Venus, tak lepas dari radiasi sinar ultraungu dari Matahari yang masuk ke atmosfer Venus dan memecah molekul air menjadi 2 atom hidrogen dan 1 atom oksigen. Atom-atom inilah yang kemudian lepas ke ruang angkasa. Hasil pengukuran Venus Express menunjukkan laju lepas hidrogen 2 kali lebih banyak yang lepas sebagai oksigen. Dengan demikian diyakini bahwa air merupakan sumber terlepasnya ion. Selain itu, Venus Express melihat terbentuknya unsur berat deuterium (H2), yang memperkaya lapisan atas atmosfer Venus. Hal ini disebabkan oleh unsur hidrogen berat akan lebih sulit untuk lepas dari planet.

Hasil pengambilan data yang dilakukan Venus Express menunjukkan bahwa memang di masa lalu air dalam jumlah besar itu ada di Venus. Dan ini sudah bukan sebuah praduga. Tapi, air dalam jumlah besar ini juga tidak langsung menunjukkan bahwa air itu berbentuk lautan di permukaan planet.

Pemodelan Air di Venus

Ketika para astronom melakukan penelitian, mereka jelas tak dapat langsung menyentuh obyeknya atau berjalan-jalan berkeliling dari planet ke planet. Pengambilan data dilakukan melalui pengamatan dari Bumi maupun oleh misi ruang angkasa yang dikirimkan. Ketika data sudah di dapatkan tentu ini akan jadi informasi yang snagat berharga untuk diolah sehingga apa dan bagaimana si obyek yang diteliti pun semakin di pahami.
Nah, untuk mendapat pemahaman yang lain, Eric Chassefière, dari Université Paris-Sud, Perancis mengembangkan model komputasi yang bisa menggambarkan keberadaan air di Venus dengan menggunakan data Venus Express. Hasilnya, air itu memang pernah ada di atmosfer Venus namun itu hanya terjadi di masa awal kehidupan Venus. Masa dimana Venus baru terbentuk dan permukaannya belum sepenuhnya lebur. Saat molekul air pecah menjadi atom oleh sinar matahari dan lepas ke ruang angkasa, kejadian berikutnya adalah suhu mengalami penurunan dan memicu terjadinya pembekuan di permukaan. Atau dengan kata lain, tidak ada lautan.

Sulit memang untuk menguji hipotesa, namun ini adalah sebuah pertanyaan penting. Jika Venus pernah memiliki air di permukaan, maka planet ini diperkirakan pernah memiliki fasa awal dari kehidupan.

Seandainya model yang dibuat Chassefière benar, model tersebut tidak menghalangi kemungkinan terjadinya tabrakan komet yang membawa air tambahan setelah terjadinya pengkristalan permukaan. Dan jika itu terjadi, maka akan ada obyek – obyek yang terbentuk dan keberadaan air inilah yang juga menjadi tanda penting kehidupan bisa muncul dan terbentuk.

Hasil yang diberikan ini memang bukan sebuah kesimpulan akhir, karena pencarian maish terus dilakukan dan masih banyak pertanyaan yang muncul. Bagaimana evolusi Venus muda? Apa yang terjadi dengan lautan magma dan sistem atmosfer disana? Butuh pemodelan yang bisa menggambarkan itu semua sehingga evolusi Venus muda bisa dipahami.


Minggu, 12 Juni 2011

Presiden Suriah Perintahkan Meliter Perkosa Warganya



REPUBLIKA.CO.ID, GUVECCI - Beberapa militer Suriah yang ikut melarikan diri ke Turki mengungkapkan kekejaman yang dilakukan oleh rezim presiden Bashar al-Assad.

Mereka mengatakan kepada media Prancis AFP, Sabtu (11/6) telah disuruh menembaki warga sipil yang tidak bersenjata dan militer diperintahkan untuk melakukan pemerkosaan. Siapa yang tidak patuh harus dihukum mati, tutur mereka.

Seorang tentara melarikan diri setelah melakukan 'operasi pembersihan' di al-Rastan, propinsi Homs. "Kami diberitahu bahwa mereka bersenjata, tapi saat kami datang mereka hanyalah warga sipil biasa. Kami menerima perintah untuk menembak. Kami masuk ke rumah-rumah penduduk dan harus menembaki semua penduduk."

Militer Ahmed Khalaf berkata bahwa rezim mengerahkan penembak jitu dari gerakan Libanon Hezbollah untuk menghabisi para militer yang tidak patuh.


Selasa, 07 Juni 2011

Vagina Terkuat Di Dunia


Tatiana Kozhevnikova [42 tahun] dari Rusia telah menetapkan rekor dunia baru untuk mengangkat beban di dalam vaginanya.

Kozhevnikova sudah memegang gelar Vagina Terkuat Dunia dalam Guinness Book of World Records tetapi ia telah memcahkan rekor sebelumnya dengan mengangkat 14 kilo bola kaca dengan bagian-bagian wanita nya. Kozhevnikova berkata di majalah L!fe mengatakan bahwa dia telah melatih otot vagina selama 15 tahun sehingga mencapai suatu prestasi yang luar biasa ini.

"Setelah saya punya anak, otot intim saya jadi luar biasa lemah. Saya membaca buku tentang Dao dan belajar bahwa perempuan kuno jaman dulu menggunakan bola kayu untuk menangani masalah ini, "katanya. "Aku mencari apa yg dibutuhkan utk hal tsb,saya melihat bola kaca Murano dan saya memasukkannya ke dalam vagina saya. Aku butuh waktu lama untuk mengeluarkannya dari organ intim saya! "


Sejak itu Kozhevnikova telah memutuskan utk memakai busana yang tepat untuk dijadikan latihan bola vagina.

"Anda masukkan salah satu bola di vagina, yang dimana bola tsb terdapat pengait kecil dan kawat ditiap ujungnya.Anda tinggal mengaitkan bola kedua di pengait kecil ini. "

"Ini cukup untuk latihan vagina lima menit sehari bagiwanita, dan hanya dalam satu minggu Anda akan mampu membuahkan hasil yang menyenangkan & yang tak terlupakan di tempat tidur Anda,"katanya.